Tips – tips belajar bahasa inggris sendiri dengan baik

Anda bisa belajar dan menguasai bahasa Inggris dengan baik secara otodidak, namun ada beberapa hal yg perlu diperhatikan.

1. Pilih buku pegangan (atau software) yang baik. Buku yang baik adalah buku yang mengajarkan secara lengkap semua aspek bahasanya, speaking, listening, reading, writing, dan grammar. “Tell Me More” cukup bisa diandalkan.

2. Ikuti panduan buku/software tersebut dengan utuh, langkah demi langkah. Jangan melompati suatu bagian karena merasa sudah bisa atau tidak perlu. Ikuti dengan disiplin dan sabar.

3. Tentukan waktu belajar setiap hari dan lakukan dengan disiplin. Biasakan belajar 1 jam setiap hari. Lebih baik seperti itu daripada belajar 3 jam di akhir pekan.

4. Biasakan diri dengan lingkungan ‘berbahasa inggris’. Dengarkan program radio berbahasa Inggris (BBC, Radio Australia), dan program televisi berbahasa Inggris, serta membaca bacaan-bacaan berbahasa Inggris (mis. Reader’s Digest)

5. Jangan malu untuk bertanya dan berlatih. Belajar bahasa tidak bisa secara instan tetapi secara bertahap. Yang diperlukan adalah ketekunan dan disiplin. cara paling gampang untuk belajar bahasa adalah lewat lagu. Sering-sering karaoke lagu bahasa inggris, jadi kamu terbiasa ama pelafalannya, selain itu, sering-sering nonton film bahasa inggris. dulu aku banyak belajar dari film-filem kartun macam tiny toons, casper and friends, alvin and the chipmunks, dsb. soalnya dulu kan film-pilm kartun masih pakai bahasa asli dan ada teksnya, ga kayak jaman sekarang yang serba dubbing. nonton acara sitkom bahasa inggris juga berguna, soalnya bahasa inggrisnya relatif lebih sederhana daripada film layar lebar. dengan sering-sering nonton, kamu terbiasa dengan struktur kalimatnya. jadi walaupun kamu ga terlalu mengerti grammar, kamu udah punya ‘feeling’ sendiri bahwa bentuk kalimat seperti itu ga benar atau janggal. pada saat nonton film, usahakan selalu sedia kertas, pulpen, dan kamus di dekat kamu. tiap dengar kata baru, kamu catat di kertas itu. untuk penulisan dan makna lengkapnya, buka kamus kamu. lebih enak nonton situasi komedi gitu sih soalnya ada jeda iklannya jadi kamu punya waktu untuk mencatat dan buka kamus. selain itu kamu juga bisa baca buku-buku cerita dalam bahasa inggris. banyak buku-buku terbitan ‘dian rakyat’ yang bisa membantu kamu belajar. buku-buku itu ada levelnya, jadi kamu bisa beli buku yang sesuai dengan level kemampuan bahasa kamu. dari buku-buku semacam itu kamu bisa belajar bahasa formal. untuk percakapan, lebih baik beli buku-buku cerita anak-anak yang dalam bahasa inggris. Baru-baru ini aku beli buku teenlit terbitan gramedia yang dalam bahasa inggris. ceritanya remaja banget memang, tapi sangat membantu dalam menguasai bahasa percakapan. buku serial Ms. Wiz terbitan gramedia yang dual language juga bisa kamu coba. anyway, itu saran2 dari aku. semua itu langkah2 yang aku pakai dalam memperdalam bahasa inggris. tapi cara yang paling mempan adalah langsung praktek dengan orang bule. dijamin dalam beberapa minggu saja kemampuan kamu pasti meningkat pesat. oia, untuk toefl, beli aja buku-buku persiapan TOEFL yang banyak tersedia di toko buku. kamu juga bisa coba ikut tes TOEFL yang biasa diselenggarakan oleh Unit bahasa inggris di kampus-kkapus, biayanya murah, dan juga bisa jadi ajang perkenalan dengan tes TOEFL yang sesungguhnya. selamat belajar ya!

Si Alay melebihi Lebayy

*H41!! L6! p43N nCH?

dH mKaN blM?

*hallo HaLlO!! pA kABaR nHee??

*bAe…

*aL4n yuKzZZzZ……

*eank bacha setttrezh deyh,

*aQyue keyRhEen gAaaKkz?

*ea eA Lagh……….

Pusing gak abis ngebaca tulisan di atas?? Ha..ha..ha… kalo pusing, lebih baik kamu Tanya aja sama yang doyan sms kayak gitu. Kok bias ya ada bahasa yang sangat gak jelas kayak gitu. Nahh, kalo kamu gak pusing ngebacanya, bias jadi kamu termasuk orang alay!!!!! Apa sih alay itu? Sejenis buah yang mirip durian yahh? (itu sih elay) Pernah dengar lirik lagu 2T??? (itumah Tuti kaliii..) hm, maksudnya T2 yang judulnya “Jangan Lebay”? nah kali ini, Lebay sedikit turun pamornya. Posisi sang jawara di gantikan oleh Alay yang artinya “ASLI LEBAYYYY”….. (yah kurang lebih aja dong!) Orang lebay aja ngebosenin. Apa lagi yang asli dan bener-bener lebay??? Ckckck….

Mengapa orang lain bisa lebay dan ALAY?? Mereka selalu menganggap jadi orang lebay itu, sama aja jadi anak yang gaul dan banyak di suka orang. Kenyataannya, sungguh amat sangat salah! Orang lebay dan ALAY itu adalah salah satu contoh orang yang “NORAK” n’ “Katrok”. Bukan cuma sms,orang alay juga membanjiri facebook. Kadang kita geregetan melihat status para anak alay. Sudah lebay, tulisan kurang di mengerti pula..

“DuGh… aYanK QuE gE nGaPaiN yaHH? aNgeN nHee…”

“yEEhh… daPaT cOWo bArU… cENeNk…..”

“eyH, LOe-LoE pADa… biAsA aJAh kALiE BaCa.a……”

Huuuuaaah, puyeng rasanya ngebaca tu tulisan. Nah Lhoo? Kalian termasuk orang ALAY gak?? Duh, kalo iya… jangan di jadiin life style atau kebudayaan atawa tradisi. BAHAYA!!! ^.^

UNTITLED #1

Bosan rasanya Lani berulang kali memperhatikan jam tangannya. Rasanya sudah hampir satu jam Lani menunggu kedatangan Yolan. Lani dan Yolan adalah dua sejoli yang telah menjalin cinta dan kasih sayangnya selama kurang lebih 3 tahun. Namun tak seperti hari-hari sebelumnya, akhir-akhir ini Yolan tampak menghindar dari Lani.

Lani terus mencoba menghubungi Yolan, tapi tetap saja tidak aktif. Lelah yang di rasa Lani membuatnya semakin tak sabar dan berniat pulang.

“Apa aku salah mengajaknya bertemu disini? Ku rasa ia tak sibuk!!”

Akhirnya Lani pulang, agak berat hati ia melangkahkan kakinya. Tapi, mau di apa lagi, Lani tak mungkin bertemu Yolan saat itu.

Sesampainya di rumah, lagi-lagi Lani mencoba menghubungi Yolan. Kali ini berhasil.

“Hai Yolan. Kamu sibuk?”

“Nggak juga.”

“Kok ngejawabnya singkat gitu. Kamu cape?”

“Yah, mungkin. Mungkin aku perlu banyak istirahat. Sepertinya aku kurang sehat. Kamu baik-baik aja kan?”

“Oh, iya aku baik-baik aja. Yang tadi sore…….”

“Oh, maaf. Aku lupa dengan janji kita. Selesai dari tempat kursus, aku langsung pulang.”

“Ya udah, nggak apa-apa. Kamu istirahat yah! Bye!”

“Iya, makasih atas perhatiannya. Bye juga!”

Komunikasi yang sangat singkat. Tak seperti yang dulu, mungkin mereka memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk ngobrol bareng lewat handphone. Itu pun belum cukup, mereka juga sering jalan bareng.

Lani menyadari perbedaan Yolan. Ia sangat tahu Yolan, karena sudah sejak kelas 2 SMP  yang lalu ia bersama. Namun Lani tak berani menanyakan hal ini pada Yolan. Bagaimana jika Yolan benar-benar sakit. Lani mencoba memakluminya.

—^_^—

Esok harinya saat di sekolah. Lani menunggu tepat di depan pintu gerbang, padahal 5 menit lagi, jam pelajaran akan di mulai. Jika Lani yang terlambat datang, Yolan setia menunggu Lani di depan pintu gerbang, begitu juga sebaliknya. Namun kali ini benar-benar aneh, tak biasanya Yolan datang selambat ini.

Bel sekolah berbunyi. Satpam penjaga sekolah sudah hampir menutup pintu gerbang.

“Non, ayo masuk! Ntar telat loh, nunggu siapa sih?”

“Yolan pak!”

“Ya ampuun. Coba non bilang dari tadi, Yolan sudah datang dari tadi pagi. Dia langsung menuju ruang OSIS!”

“Sudah datang??? Makasih pa!”

Lani berlari meninggalkan Pak Satpam dan menuju kelasnya. Benar saja, Yolan telah berada di kelas. Dengan kertas yang bertumpuk di hadapannya. Lani segera duduk dan menghampiri Yolan.

“Yolan! Kamu sudah datang dari tadi? Kertas apa itu?”

“Maaf, Pak Rama menyuruhku segera mengantarkan kertas-kertas ini. Ini kertas-kertas proposal kerja OSIS tahun lalu, jadi banyak sekali. Nanti kita sambung, aku harus menemui Pak Rama!”

“Oh, iya!”

Yolan meninggalkan Lani dengan membawa kertas-kertas tadi. Tampaknya Yolan benar-benar menghindar. Lani lupakan masalah ini, ia harap ini karena Yolan sibuk dengan kegiatan OSIS.

—^_^—

Jam istirahat berbunyi. Lani berdiri di depan pintu kelasnya, menanti Yolan. Biasanya mereka bersama-sama ke perpus atau ke kantin di jam istirahat. Lani berpikir lagi, mungkin saja Yolan masih sibuk dengan tugas Pak Rama itu.

Lani pun berjalan sendiri menuju perpus. Tepat di depan ruang OSIS, ia menghentikan langkahnya. Sedikit ia menengok ke dalam ruang itu. Lani melihat Yolan bersama Arla sedang membincangkan sesuatu. Arla, teman Yolan dan juga Lani, ia memang anggota OSIS.

“Arla?? Bukan nya Arla itu anggota sekbidku? Kalau gitu, kenapa aku sebagai koordinatornya gak ikut diskusi sih?”

Lani pun penuh tanya. Ia beranikan diri masuk ke ruang OSIS. Ia berpura-pura mencari novel yang ia memang tinggalkan di meja nya. Sedikit senyum ia berikan pada Yolan, Yolan pun membalasnya dengan senyum kecil lalu melanjutkan pekerjaannya. Lani mengambil novelnya dan langsung pergi meninggalkan Yolan dan Arla.

“Apa sih yang mereka urus?? Sampai-sampai Yolan cuek gitu ama aku! Atau aku ada salah sama dia?”

Lani melanjutkan langkahnya ke perpustakaan. Di jalan, ia bertemu dengan Pak Rama, pembina OSIS di SMA Bunga Bangsa, tempatnya bersekolah.

“Lani? Sudah selesai tugas dari bapak?”

“Tugas? Tugas apa pak? Memangnya bapak memberi saya tugas apa?”

“Aduh, masa kamu tidak tau. Kemaren saya memberikan kamu dan Yolan pekerjaan OSIS. Kamu dan Yolan saya suruh menyusun agenda kerja OSIS.”

“Oh, mungkin saja Arla yang mengerjakannya. Tadi saya melihat Arla dan Yolan mengerjakan sesuatu.”

“Oh, bagus kalau begitu.”

Lani sampai di perpustakaan. Ia duduk, dan membuka-buka novel yang ia ambil tadi. Sarah, menghampiri Lani.

“Eh, Lani!”
“Oh, iya. Kenapa?”

“Tumben nggak bareng Yolan. Nggak lagi bermasalahkan?”
“Ah, nggak tau juga. Dia lagi sibuk.”

“Oh, oiya. Denger-denger nanti kamu, Yolan, Arla dan Ardi berangkat ke Jakarta ya?? Katanya dalam rangka kegiatan OSIS? Iya?”
“Masa sih, aku nggak tau loh! Kamu tau dari mana?”
“Tadi Pak Rama nyusun berkas di perpus. Trus ngobrol sama aku. Bapak sebenarnya nggak mau Arla ikutan, soalnya udah ada kamu. Eh, Yolan bilang, biar kamu ada temennya. Ku kira kamu ada masalah dengan Yolan.”

“Oh, mungkin. Aku sama Yolan? Haha,, aku juga nggak tau. Dia tiba-tiba nyuekin aku akhir-akhir ini.”

—^_^—

Apa yang di katakan Sarah benar adanya. Lani baru saja menerima kabar dari Pak Rama bahwa Lani, Yolan, Arla dan Ardi harus bersiap ke Jakarta besok. Itu pun Ardi yang menyampaikan, bukan Yolan. Kemana Yolan?

Lani coba mengirimkan pesan singkat ke Yolan, ia takut bila menelpon, Yolan merasa terganggu. Pesan nya memang terkirim, tapi tak sama sekali ada jawaban dari Yolan. Biasanya Yolan segera membalas pesan dari Lani, bahkan sebelumnya ia menunggu-nunggu.

“Ada apa dengan Yolan??”

—^_^—

Esoknya saat akan berangkat dan mereka berada dalam pesawat. Untunglah Lani dan Yolan duduk bersebelahan. Lani mencoba memulai obrolan dengan Yolan yang sedang sibuk membaca suatu buku.

“Buku apa itu Yolan?”

Yolan tak menjawab, ia hanya melihatkan sampul buku itu.

“Bagaimana menjadi duta pelajar yang teladan??” baca Lani dalam hati.

 

“Kamu mau ikut kompetisi duta pelajar?”
“Iya. Kalau tidak ada yang menghalangi.”

“Maksudnya?”

“Bukan apa-apa. Kamu ikut juga kan?”

“Tentunya.”

“Sudahlah, jangan ribut. Nggak enak sama yang lain.”

Lani merasa perjalanan ini sungguh amat sangat menyebalkan. Ia tak suka di cuekin seperti itu. Apa lagi di cuekin dengan orang yang selama ini ia sayangi.

Mereka sampai di tempat tujuan. Lagi-lagi Yolan menghindar dari Lani, ia menarik Ardi menuju kamar mereka masing-masing.

Lani pun bersama Arla menuju kamar mereka.

 

Saat acara di mulai, sampai acara selesai, Yolan selalu menghindar dari Lani. Lani benar-benar bingung dengan Yolan. Ia pun memberanikan diri mengirim pesan singkat kepada Yolan. Lani menanyakan ada apa gerangan dengan Yolan sehingga ia berubah. Tetap saja, Yolan tak membalasnya.

“Ey, Arla! Mau kemana?” tanya Lani saat melihat Arla akan keluar kamar

“Aku mau ketemu Yolan. Ada berkasku yang tertinggal di tumpukan berkasnya.”

“Oh..”

Kali ini Lani benar-benar tak dapat menahan amarahnya, ia merasa sangat cemburu dengan Arla. “Apa Yolan udah gak sayang lagi sama aku? Apa Yolan mulai suka dengan Arla?? Argh, aku bener-bener gak mau ini terjadi! Rasanya sudah cukup kamu hukum aku seperti ini Yolaaan. Apa salahku? Aku ngerasa aku ni selalu salah sama kamu.” Kata Lani dalam hati, air matanya pun menetes sedikit demi sedikit.

Saat mereka pulang, bukan hanya Yolan yang menghindar, Lani pun mencoba menghindar darinya. Lani serasa menemukan dirinya yang lain, dirinya yang palsu karena jujur ia masih sangat sayang dengan Yolan.

—^_^—

Acara kompetisi duta pelajar semakin dekat. Untuk mengikuti ajang ini, tentulah diadakan suatu seleksi di setiap sekolah. Lani dan Yolan mengikuti ajang ini. Dalam hati Lani sesungguhnya ia sangat berharap, ia dan Yolan lah yang terpilih.

Lani berusaha sungguh-sungguh agar ia berhasil terpilih. Mengikuti ajang ini, dan menjadi duta pelajar, sudah ia cita-citakan sejak kelas 1 SMP dulu. Waktu SMP dulu, ia dan Yolan yang menjadi duta pelajar di daerahnya, karena ia dan Yolan dulunya berbeda sekolah. Lani telah menargetkan ini sejak ia mulai masuk di SMA Bunga Bangsa. Ia telah belajar dan bersiap diri menghadapi ajang ini.

Sampai saatnya seleksi di SMA Bunga Bangsa di mulai. Dengan tenang dan tepat, Lani berhasil menjawab semua pertanyaan dari juri. Begitu pun Yolan. Tak tampak ada perasaan yang berbeda dari Lani dan Yolan. Mereka seperti orang yang tak saling mengenal, sebenarnya, banyak teman-teman mereka mempertanyakan hal ini.

Pengumuman hasil seleksi ini akan di umumkan sehari setelah seleksi.

—^_^—

Lani terus-terusan berdoa agar ia terpilih sebagai wakil dari sekolahnya, begitupun Yolan. Sampai juri-juri masuk, semua peserta menampakkan wajah tegang.

“Sebelumnya, kami minta maaf bila selama seleksi kemaren terjadi kesalahan. Kami minta maaf juga, karena kami membawa berita buruk untuk kalian. Setiap sekolah hanya bisa mengirimkan satu wakilnya untuk mengikuti kompetisi duta pelajar teladan tahun ini. Kami harap kalian tak berkecil hati. Kami juga mohon keikhlasan kalian untuk mendukung wakil dari SMA kita, yaitu…. “Lani Oktaria Putri”.”

Semua bertepuk tangan. Hal yang pertama Lani lakukan saat mendengar namanya di sebut, bukanlah ikut bertepuk tangan. Ia justru memalingkan wajah, memperhatikan Yolan. Yolan tampaknya sangat kecewa, hampir-hampir menangis. Tak Lani sadari, air matanya menetes. Bukan hanya karena ia yang terpilih, ia juga merasakan apa yang Yolan rasa.

Yolan keluar dari ruangan itu. Entah kemana, untuk saat itu Lani tak dapat mengejarnya.

—­^_^—

Mengikuti kompetisi duta pelajar yang awalnya adalah sebuah cita-cita Lani, kini menjadi bebannya. Entah mengapa, kejadian itu masih ia ingat. Lani bingung harus bagaimana, apa ia harus melanjutkan cita-citanya tapi dengan hati yang berat, atau memberikan kesempatan ini pada Yolan?

Dua hari sudah Lani tak turun ke sekolah. Kondisi badannya semakin melemah, ia terus memikirkan hal itu.

Tepat lima hari setelah pengumuman itu, saat Lani sudah bisa masuk ke sekolah walau kondisi badannya semakin melemah dari sebelumnya. Ia memberanikan diri untuk menyatakan mundur dari kompetisi duta pelajar ini.

“Bu, saya berterima kasih, saya sudah di beri kepercayaan untuk mengikuti kompetisi itu. Tapi saya berubah pikiran bu. Saya minta maaf, saya nggak bisa ikut kompetisi itu.”

“Kamu? Kamu nggak nyesel. Ini kompetisi bergengsi. Sayang kalau kamu lewatkan.”

“Saya tau bu. Saya sudah memikirkan resikonya.”

“Jadi, kamu mau siapa yang mewakilkan sekolah kita?”

“Mungkin Yolan bu. Saya rasa ia juga pantas ikut kompetisi ini.”

“Yolan?”

“Dia cukup baik kan bu menjadi duta pelajar??”

“Memang, perolehan skor kamu dan Yolan hanya berbeda 1 angka. Tapi, apa kamu yakin? Ibu nggak mau salah memilih lho..”

“Saya yakin bu..! saya perlu istirahat, saya izin pulang bu.”

“Oh, baiklah. Tolong panggilkan Yolan ya!”

“Baik bu!”

Lani mendatangi Yolan dengan wajahnya yang pucat. Sebenarnya, Lani belum mendapat izin dari dokter untuk mulai turun sekolah, tetapi ia memaksa.

“Yolan, kamu di panggil Bu Tari. Soal nya, kamu yang mewakili SMA kita.”

“Kok aku? Bukannya kamu?”

“Sudahlah datangi aja. Sukses yaa!!”

Yolan pun berlari menuju ruang Bu Tari. Sungguh amat disayangkan oleh Lani, Yolan sama sekali tak berterima kasih kepadanya. Lani hanya tersenyum kecil, lalu terjatuh. Bukan karena sengaja, Lani jatuh karena pingsan. Teman-temannya membawa Lani ke rumah sakit terdekat.

—­^_^—

Hari demi hari, Lani dirawat di rumah sakit. Mungkin sudah seminggu ia dirawat dirumah sakit dalam keadaan tak sadar. Esok hari, Yolan harus mengikuti kompetisi duta pelajar. Sama sekali tak pernah Yolan menjenguk Lani. Entah karena sengaja, atau memang ia tak tau. Ia sepertinya sudah lupa dengan jasa Lani, yang telah memberikan nya kesempatan untuk mengikuti kompetisi yang juga ia cita-citakan ini.

Lani terus melemah, kekhawatiran orang tua Lani memuncak. Terus datang doa dari kawan-kawannya agar Lani segera sadar dari komanya.

Lani tersadar. Ia seolah mencari-cari seseorang.

“Kenapa Lan? Kamu istirahat aja. Ayah dan ibu kamu tadi pesan ke aku supaya kamu gak kemana-mana” kata Arla

“Mana Yolan??” tanya Lani lemah

“Yolan kan ikut kompetisi duta pelajar!” jawab Arla yang berada di samping Lani

“Arla, sampaikan pada Yolan. Aku akan selalu cinta dia. Bilang sama dia, aku berterima kasih atas sikap cuek darinya. Bilang juga sama dia, jangan sombong. Dan terakhir, tolong maafin aku. Waktuku nggak lama lagiiii…” Lani terpejam, dalam hati ia berkata ‘Yolaaaan, I Love You’. Sesaat, semakin lama, semakin lama lagi, membuat Arla semakin panik. Arla pun memanggil dokter dan orang tua Lani.

Dokter datang memberi pertolongan. Namun gagal, Lani menghembuskan nafas terakhir. Tepat di saat Yolan dinobatkan sebagai duta pelajar. Sungguh malang Lani, hanya karena seorang Yolan, cinta sejatinya, ia korbankan cita-citanya dan hidupnya

 

Tentang Zha

^_^ Andai saja ada yang namanya perlombaan kakak terjahil sedunia. Pastilah Zhar, kakak Zha yang menjadi nominasi, bahkan malah menjadi juara. Tapi, walaupun begitu, tetap saja seorang kakak yang jahil ini masih memiliki rasa sayang pada adiknya. Jadi, pantas pula Zhar menjadi kakak terbaik di dunia. Setiap hari, bahkan setiap jam malah setiap menit, selalu ada saja kejahilan yang diperbuat kakak satu ini. Bosan rasanya Zha dengan tingkah kakaknya yang gak pernah bener. “Kaaa Zhaaaaaarr…. Siniiii!!” Teriakk Zha. “Apa adikkku bawweL!??!” Zhar segera berlari mendatangi Zha. “Lepi aku kok sudah abis batre nya.. perasaan sejam yang lalu, aku ces deeh! Pasti kakak deeh!” tanya Zha menyelidik. “Looh, kok tau.. ehh, maksud kakak, enggak! Kakak gak da make kok!” jawab Zhar bingung sendiri. “Booohooonggg! Tu hidungnya panjangg.. kayak pinokio! Berarti bohoong!” kata Zha sambil menunjuk hidung Zhar “Mana???” kata Zhar yang bingung sambil memegang hidungnya. Hidung Zhar tidaklah panjang, tapi mancung.. “Naaah, ketauan bohoong nya!! Ngaku nggak!!! Aku teriaaaak niehh! Biar mama marahin kakak” kata Zhar mengancam. “Iyaaa deeh! Kakak bawa bentar ke depan tadi! Online-online gituu! Kamu mau make? Gak bilang siih!” kata Zhar sambil mengerjipkan satu matanya. “Ya iyaaalah mau ku pake. Duuh, gmana sudaah nieh! Pinjam Laptop kakak deeh!” kata Zha “Sono ambil dalam lemari!” kata Zhar mempersilahkan Zha memasuki kamarnya. Zha memasuki kamar Zhar dan segera mengambil Laptop Zhar. “Tumben ni kakak satu baek banget” pikirnya. Zhar tersenyum kecil seakan penuh kelicikan dalam otaknya. Dibiarkan Zha, senyum licik kakaknya itu. Segera Zha bersiap turun ekskul dan membawa laptop kakaknya itu. ^_^ Sampai di sekolah, Zha dan kawan-kawan nya memang sudah tradisi membawa Lepi atau Laptop tiap turun ekskul. Yahh, online rame-rame gituu… “Looh, Zha!! Kamu kok tumben ga bawa Lepi??” tanya Aya “Ooh, kakak ku tadi jail abiss. Udah ku ces lepinya.. eh, di pake ma tu anak. Ya udah, ku pake aja laptop nye..” jelas Zha “Cape yah, punya kakak kaya kakakmu itu. Tiap hari kayaknya bawaannya sial mulu” kata Tiya “Ehh, memang cape!!” keluh Zha Zha sembari menyalakan laptopnya. Awalnya ia tenang-tenang saja. Tapi apa yang terjadi?? “Tuuut.. Tuuut… Tuuut…” Laptop gila ngomong sendiri. Kawan-kawan Zha langsung saja memandang Zha. Sumpah!! Zha sungguh malu. “Sialaaan! Kakak ku ini selaluu saja bikin malu aku! Apa kata dunia setelah mereka melihati aku? Awass aja ka’.. Tunggu pembalasanku!” pikir Zha dalam hati Zha masih membiarkan laptop itu berbunyi. “Eyy, Zha. Tu laptop ribut banget sih! Batre nya abis tuuh! Tutup! Bikin malu aja!” kata Aya menyadarkan Zha. “Oooh… iya!!” segera Zha tutup laptop itu. Tak menyangka Zha, kakaknya ini memang gak pernah tobat ngejailin Zha. Cape sudah rasanya, setiap kali di laporkan mama, tetap saja tingkahnya gak pernah bener. Pernah tersirat dalam otak Zha untuk mengantar Zhar ke psikiater. Tapi, sungguh tak tega Zha seperti itu. Terpaksa sudahh, Zha nebeng laptop Tiya. Masih penuh rasanya kekesalan nya pada kakaknya yang ia simpan dalam hati. “Lihat ajaa nantii!!” ^_^ Pulang ekskul dan sampainya di rumah… “Kaaaaaaaaa Zhaaaaaaaaaaaar..” teriak Zha membuat seisi rumah bergetar Segera Zhar lari menuju adiknya, takut adiknya mati karena teriak. “Apaaa adiikku? Hobi mu teriak mulu! Budeg ntar telinga kakak, kan ga asyiik jadinya!” tanya Zhar agak marah. “Mama mana?” tanya Zha “Mama ama ayah kan udaah berangkat ke Jogja pas kamu ekskul!” kata Zhar “Whaat?? Kok aku lupa?” kata Zha bingung “Gitu aja teriak..” kata Zhar sambil membalikkan tubuhnya dan segera pergi. “Ehh, tunggguu! Zha mau ngomong.” Kata Zha menghentikan langkah Zhar “Apa lagi? Mama sama ayah dah berangkat! Perlu kakak ulangi lagi?” “Enggak perlu. Aku cuma mau tanya sama kakak. Kakak ngejahilin aku lagi kan? Laptop kakak batre nya abis. Tau gak sih, kakak tu bikin malu aku. Apa kata dunia coba, ngeliat aku di permalukan kayak gitu. Mana terpaksa nebeng lagi. Kakak nie gimana sihh? Gak pernah rasanya aku liat kakak itu bener. Apa perlu ku anter ke psikiater? Kakak gak pernah jera sih. Apa sih mau kakak? Bisanya cuma…..” kata-kata Zha terpotong. Zhar menutup mulut Zha. Lalu pergi ngacir ke kamar tanpa sepotong kata pun. Bibir Zha manyun. Tak terima dia di cuekin kayak gitu. “Enak aja main kabur.. Tapi, ada yang beda dengan kakakku satu ini, ada apa nieh? Tumben gak ceria kayak biasanya. Jadi cuek bebek kayak gitu.. hm, perlu di selidiki rupanya! Tapi…. Malas ah!” ^_^ Pagi harinya saat turun sekolah bareng kakaknya terjahil, Zha masih merasakan keanehan pada kakaknya satu ini. “Dah nyampe tuh! Cepet gih” kata Zhar “Ohh… iya, kakak pulang kuliah kapan?” tanya Zha “Harii ini lah, memangnya kamu minta di jemput? Jalan aja gin, ato gak naek taksi sono!” kata Zhar “Yahh, kakak gak asyik ah… kan cape pulang naek taksi terus. Soalnya hari ini kayaknya aku pulang cepet. Jadi, taksi langgananku gak lewat deeh kayaknya.” “Ya udaah, kalo kakak bisa, kakak jemput kamu. Tapi kalau kamu gak ngeliat kakak sama sekali, ya udah jalan kaki aja!” kata Zhar sambil kabur ngacir dengan motornya “Yeeh, sama aja!!” teriak Zha. Zha segera memasuki gerbang sekolah dan di sambut oleh kedua sahabatnya, Aya dan Tiya. Sepertinya memang kebiasaan bagi mereka menunggu sohib yang paling lambat. Selalu Zha yang ditunggu, karena Zha lah yang paling lelet di antara mereka. “Hayy Tiya, Aya!!!” Sapa Zha “Ehh, lambat lagi kan??” kata Tiya “Duhh, lebih cepat semenit dari biasanya kok! Yuk masuk!” “Ya udaah, yukk!” kata Aya Hari ini, sekolah Zha mengadakan rapat untuk guru-guru mereka. Dan pastinya, murid-murid yang bakalan beruntung karena bisa pulang cepat. ^_^ Tepat kurang-lebih pukul 11 mereka di perbolehkan pulang. 3 jam lebih cepat dari biasanya. Zha segera menunggu kakaknya tepat di depan gerbang sekolah. Aya telah duluan di jemput oleh ayahnya, sebenarnya Zha di ajakin bareng, tapi kasian rasanya jika kakaknya benar-benar menjemputnya. “Zha, aku dah di jemput. Mau ikut gak?” tanya Tiya “Ah, enggak. Duluan aja! Aku nunggu kakak ku..” jawab Zha “Ya udah deeh.. hati-hati di jailin lagi ama kakak kamu itu!” pesan Tiya sembari pergi meninggalkan Zha Zha sudah sangat cape menunggu kakak nya. Akhirnya ia putuskan untuk jalan kaki aja. Ia pikir ia akan bertemu kakaknya di jalan. Benar saja, setelah beberapa menit melangkah, ia melihat kakaknya yang sepertinya baru saja keluar dari sebuah toko. Ia pun melangkah mendekat sampai 3 orang lelaki menghampiri kakaknya duluan. 3 orang lelaki itu langsung saja menampar Zhar bergantian, lalu menendang dan terus memukulinya. Zha tegang sesaat. Beruntunglah ada mobil yang di parkir pemiliknya tepat di samping Zha. Zha pun segera bersembunyi di balik mobil itu. Spontan Zha berteriak. “Woooooiiii, adaaaa polisiiiiii!!!!” Teriakan Zha tersebut mengagetkan 3 orang lelaki tersebut. 3 orang lelaki tersebut langsung kabur entah kemana. Zha yang merasa situasi sudah sangat aman, melangkah menuju kakaknya. “Kakak nggak apa-apa?” tanya Zha, membuat Zhar terkejut “Zha? Kamu yang teriak tadi? Makasih Zha, kakak nggak apa-apa!” jawan Zhar sambil menahan sakit Zha membawa Zhar ke tepi jalan. Ia segera membeli minum, yang di jual tepat di belakang mereka duduk. “Nih, kak. Minum dulu!” kata Zha “Makasiih!” jawab Zhar “Tadi siapa? Kok bisa kakak di pukulin gitu?” tanya Zha “Bukan siapa-siapa! Kapan-kapan pasti kakak ceritain. Tapi, kamu jangan pernah bilang ini ke ayah atau mama yah?? Kakak mohon!” kata Zhar sambil memohon. “Ya iya deeh. Tapi bener yah, kakak cerita!” Zha dan Zhar pun pulang. Zhar sudah rada mendingan, sehingga bisa lah menaiki motornya. ^_^ Sampai di rumah, setelah Zha berganti baju dan makan siang bareng dengan kakaknya. Di sela makannya, “Zha, kamu sudah punya pacar?” tanya Zhar, membuat Zha kaget “Belum lah kak.. kok kakak nanya gitu?” tanya Zha balik “Gak apa-apa.. cepetan kamu cari pacar yah!” jawab Zhar “Ih, kok gitu sih… Ngapain juga nyari pacar. Buang-buang waktu ajaa..” kata Zha “Pokoknya cepetan cari deh. Kalo bisa cari pacar yang bisa melindungi kamu! Yang tahan banting. Gak kayak kakak..” kata Zhar “Kok kakak gitu sih, kakak kayak nya berubah deeh? O,yha… kapan ceritanya. Trus gimana? Udah baikan badan kakak?” “Uaah, banyak pertanyaan nya! Kapan-kapan kakak cerita, sekarang bukan saatnya en kakak nggak ngerasa berubah kok. Kalo badan kakak, udah baikan. Kan ada kamu yang tadi nyumbangin suara buat ngusir 3 makhluk keji itu!” kata Zhar sambil tersenyum membangga-bangga kan Zha yang sebenarnya tidak pantas di banggain. ^_^ Esok harinya, hari minggu…. Pagi-pagi sekali Zhar sudah pergi ke luar rumah entah kemana. Padahal, Zha masihh terlelap dalam tidurnya bersama mimpi-mimpi yang ada di kepalanya itu. Mba Rahma membangunkanya, Mba Rahma adalah seorang yang selalu membantu pekerjaan rumah di rumah itu. Mereka tak pernah menyebut Mba Rahma sebagai pembantu, karena mereka menganggap Mba Rahma adalah bagian dari keluarga mereka. “Mba Zhaaa, bangun mba! Udah pagi! Mas Zhar aja udah jalan tuh!” teriak Mba Rahma membangunkan Zha dari luar kamar “Oh, iyaaaa. Zha udah bangun kok. Makasih Mba..” teriak Zha balik dengan nada malas. Mba Rahma meninggalkan kamar Zha. Tak tau dia kalau Zha sebenarnya masih belum bersemangat untuk bangun. Tiba-tiba, Zha teringat akan sesuatu, “Oh No!!… hari ini, hari minggu. Kan aku janji mau jogging bareng Tiya ama Aya. Duh, kok bisa lupa… Arghhh…” segera Zha berlari ke kamar mandi, mandi secepat kilat seperti bebek dan segera berganti baju. Setelah itu ia berlari keluar kamar, menuju ruang makan, mengambil sepotong roti dan langsung melahapnya habis. Ia segera memakai sepatu dan berlari keluar rumah menuju taman kompleks yang tak jauh dari rumahnya. “Tuh kan lelet lagi!” kata Aya “Sorry…. maaf deh!” kata Zha “Udah lah, yuuk!!!” kata Tiya sambil menarik tangan Zha dan Aya Setelah cukup lama berlari, mereka istirahat sejenak di kursi taman. “Pagi yang cerah..” kata Zha ceria “Btul itu…” sambung Tiya. Aya menoleh ke arah lain. Ia tampak serius memperhatikan orang yang berada tepat di belakang mereka, walau tertutup semak-semak. “Ssst.. diem bentar. Dengar deh, yang di belakang!” perintah Aya sambil mencoba mendengar pembicaraan orang tersebut. Zha dan Tiya ikut-ikutan diem dan ikut pula mendengarkannya. “………… kamu tau kan aku suka dia. Tapi kenapa kamu halangi! Padahal kalau kamu bantu aku buat deket dengan Zha, kamu bakal dapat bagian. Kamu kan kakak nya!” kata salah seorang dari mereka “.. kamu pikir aku sudi adikku pacaran sama kamu. Jangan harap. Adik ku tak pantas sama orang kayak kamu. Zha dan aku, Zhar tak pernah mau berurusan dengan kamu” kata salah seorang lagi, sesekali terdengar suara pukulan. Zha tercengang mendengar namanya dan nama kakaknya di sebut-sebut. Makin penasaran dirinya. Ia pun memberanikan diri mengintip di balik semak-semak. “Hah? Kak Zhar??” kata Zha dalam hati. Kedua orang tersebut meninggalkan taman. Kak Zhar, tampak lesu karena sepertinya ia yang dipukuli tadi. “Aya, Tiya.. aku mau pulang duluan yah!” kata Zha “Ya udaah… silahkan duluan!” kata Tiya dan Aya bersama-sama, mereka tau Zha harus bertemu Zhar saat ini. ^_^ Sesampainya di rumah. Zhar yang duluan sampai, menampilkan ekspresi seperti orang yang baru saja bangun tidur. Zhar sepertinya menutupi hal yang terjadi pada dirinya di taman sebelumnya. “Kakak dari mana?” tanya Zha curiga “Loh, harusnya kakak yang tanya kamu dari mana?? Jelas, kakak dari kamar. Gak liat apa kakak baru bangun gini.” Kata Zhar “Jangan bohong deh kak.. gimana? Badan nya makin sakit setelah ke taman?” tanya Zha “Looh, kok kamu tau… kamu dari mana?” tanya Zhar balik “Aku dari taman. Kakak nyembunyiin apa sih dari Zha..? Udah dua kali ku liat kakak dipukuli seperti itu.” “Maafin kakak Zha!!” Zhar menarik tangan Zha ke kamarnya. Zhar mendudukkan Zha di kursi belajarnya. Sedangkan ia, membongkar-bongkar sesuatu dalam lacinya. “Nih, liat dulu!” kata Zhar sambil menyodorkan selembar foto ke Zha “Foto siapa ini?” tanya Zha bingung “Kamu liat kakak tadi di taman, berarti kamu pernah melihat orang ini kan?” tanya Zhar “Ooh, iya. Ini orang yang tadi ngomong ama kakak kan? Dan orang yang memukuli kakak!” kata Zha Zhar terdiam sesaat. Suasana sangat hening, Zha tak berani bertanya lagi. Ia takut kakaknya marah. “Dia Deni, teman kuliah kakak. Dia orang kaya yang paling sombong, sangat angkuh. Apa aja yang ia mau, harus dituruti jika nggak mau mati. Kakak sebenarnya nggak begitu dekat dengan Deni. Karena kakak memang beda jurusan dan beda angkatan. Deni selalu menggunakan kekerasan kalau keinginannya mau di penuhi. Seperti sekarang,….” Zhar menarik nafas sejenak. Zha sama sekali belum pernah melihat kakaknya seperti ini. Ia makin tak berani berkata apapun. “Dia suka sama kamu Zha. Kakak tau itu dari anak buahnya. Anak buahnya itu memberitahukan ke Deni, kalau kamu adik kakak. Memang kakak sebel. Seharusnya kakak senang, ada yang naksir sama kamu. Kan artinya kamu bisa punya temen baru. Tapi kakak sama sekali nggak ngerasa itu. Kakak malah takut untuk bilang ke kamu. Kakak nggak mau kamu pacaran ama Deni. Kamu akan terjerumus dalam muslihatnya. Kakak takut kamu ikut-ikutan kayak dia. Beberapa hari yang lalu, dia minta ke kakak untuk nyomblangin kamu sama dia, tapi kakak nggak mau. Masa sih, kakak ngerelain adik kakak pacaran sama dia hanya demi bayarannya. Itu namanya kakak udah tega ngejual kamu..” jelas Zhar panjang lebar Zha tercengang sesaat. Dan memberanikan diri untuk bertanya. “Jadi itu yang membuat kakak berubah?” tanya Zha “Yah, mungkin. Kamu janji yah sama kakak, kalau suatu saat kamu ketemu Deni. Jangan kamu ikuti maunya untuk jadi pacar kamu!” kata Zhar “Kakak baik banget siih… baru kali ini aku ngeliat kakak seperti ini. Kakak nggak coba bilang ke dia, kalau aku sama sekali nggak mau pacaran?” Tanya Zha “Percuma Zha, malah kakak bakal di pukulin kalau bilang itu.. bantu kakak cari ide dong..”jawab Zhar “Okeh, aku sudah temukan idenya. Nggak perlu jauh-jauh. Kakak tinggal bilang langsung aja ke dia. Kalau Zha nggak mau sama dia. Beress kan??? Kalau kakak dipukuli, aku yang bela kakak!” kata Zha yakin “Nggak usah. Kakak udah ngerencanain itu dari dulu. Tapi kamu jangan ikut-ikutan..” pinta Zhar “Kakak yakin aku nggak ikutan?? Zha nggak di percaya gitu??” Zha kurang yakin “Bukan nya kakak nggak percaya. Tapi kamu bakal di aniaya ama mereka nanti.” Kata Zhar tegas “Ya udah terserah kakak. Kalau pulang-pulang babak belur, kakak memang nggak bisa di banggain!” kata Zha sambil meninggalkan kakaknya. Sebenarnya ini masalah besar, tapi entah mengapa Zha anggap ini masalah ringan yang enteng tanpa berat. Ia tampak bangga dengan kakaknya. Mungkin bila kakaknya nggak seperti itu, tentu saja ia sudah berpacaran dengan Deni. Ingin rasanya Zha mencakar muka Deni, ia tak berani membayangkan betapa sombongnya Deni itu. Bayangkan saja, apapun yang dia mau harus dilakukan jika ingin masih bernyawa. Selalu dengan uang ia bisa melakukan itu semua. Orang tuanya kemana selama ini?? Sampai-sampai anak yang kayak setan itu berkeliaran. Dikamar, Zhar sudah menyusun rencana. Ia memang harus jujur ke Deni kalau sebenarnya Zha tak pernah suka dengan nya. Zhar rela mati, asalkan adiknya itu tak bersama Deni. Satu hal yang Zha tak tau dari Deni, Deni itu adalah musuh bebuyutan Zhar. Waktu SMA dulu, Zhar yang waktu itu kakak kelas Deni, adalah orang terpintar di SMA itu, yah, walau cuma seangkatan pinternya. Deni benci sekali dengan orang-orang yang hebat karena kepintarannya, ia tak suka ada yang mengalahkan ketenarannya. Berbagai cara telah di lakukan Deni untuk membuat Zhar menjadi orang yang derajatnya dibawahnya. Tidak hanya itu, kuliah Zhar juga sering terganggu karena Deni selalu menghalang-halangi Zhar. Deni sebenarnya ingin sekali Zhar menjadi anak buahnya, ia ingin Zhar berubah menjadi orang yang angkuh seperti dirinya. Entah apa yang harus di banggakan dari Deni, Deni sendirilah yang membangga-banggakan dirinya dengan uang-uang dari kekayaan ayahnya itu. (Orang uang ayahnya, kok di banggain… ckckck). Orang tuanya sendiri pergi ke luar negeri karena urusan kerja, jarang sekali pulang ke Indonesia untuk menjenguk anaknya yang gak keruan ini. ^_^ Tiga hari setelah kejadian itu. Tepat saat hari libur. Zhar sudah bangun pagi-pagi sekali. Ia bersiap ingin pergi entah kemana. Diam-diam Zha, yang hobi tidur itu, telah bangun jauh lebih pagi dari kakaknya itu. Zha rupanya juga telah menyusun rencana untuk membantu kakaknya itu. Zhar mengendap-endap keluar rumah. Setelah agak jauh, Zha keluar dari tempat persembunyian (emangnya maen petak umpet??). ia mengikuti kakak nya itu. Sayang sekali, Zhar keluar rumah dengan motornya. Zha berlari sekuat tenaga. Menuju jalan keluar kompleks mencari taksi. Tak lama kemudian, berhenti sebuah taksi tepat di depan Zha. Zha langsung aja masuk. “Mau kemana Mba?” tanya supir taksi “Mau ke taman kota.. cepetan yahh!!!” jawan Zha, Zha tau kakaknya akan ke taman kota. Tak sengaja ia mendengar pembicaraan Zhar dengan Deni melalui telpon waktu itu. Tak beberapa lama kemudian, sampai lah juga ia di taman kota. Segera ia membayar ongkos taksi dan kabur mencari kakaknya. “Uhh, dimana yah? Seingatku kakak janjian di taman kota. Itu doang, gak ada lagi..” pikir Zha Beberapa lama ia berfikir. Ia melihat sebuah mobil sedan memarkirkan diri tepat di sebelah Zha. Ia melihat orang yang turun dari mobil itu, itu DENI!!! Zha langsung terdiam gugup. Deni memberi Zha sedikit senyum, lalu pergi meninggalkannya. “Betul banget itu Deni!! Argh, napa bisa aku ketemu setan kayak dia. Sudah buat kakak ku sengsara juga.. Dia pikir aku kesini buat jadi pacarnya apa?? Ihh, gak sudii aku!” kata Zha dalam hati Deni menghampiri Zhar. Ia selalu membawa anak buahnya kemana ia pergi. Yah, sekedar jadi body guard gituu… “Kamu udah tepati janji Zhar, rupanya kamu tergiur juga dengan bayaran ku!!” kata Deni “Apa maksud mu?? Aku ngajak kamu ketemuan buat ngomong, kalau Zha itu sama sekali nggak suka sama kamu. Lagipula adik ku itu pengen ngencerin otak dulu. Mana mau dia pacaran sama kamu!!” kata Zhar “Dasar bodoh! Kamu pikir aku gampang di tipu gitu?? TIDAKK!! Buktinya ada Zha tadi di depan..” kata Deni “Zhaa?” tanya Zhar dengan dirinya dalam hati Deni menyuruh anak buahnya memukul Zhar. Belum sampai pukulan itu mengenai tubuh Zhar, Zha muncul tepat di samping Zhar dengan tiba-tiba. “Eh, loe yang namanya Deni?? Gila loe, mau bunuh kakak gue yang baeeek ini? Jangan ngarep. Gue ade’ nya gak rela loe sakitin kakak gue!!!” laga Zha belagu “Zha? Ngapain kamu disini?” tanya Zhar “Udahlah Zha, dia itu udah ngehalangi hubungan kita. Aku tuh suka sama kamu… Salahin kakak mu itu tuh. Masa dia ngehalangi aku….” bela Deni “Siapa yang berani nyalahin kakak gue… Kakak gue tuh bener. Gak kayak loe, duit orang tua di bangga-banggain… Gak nyadar loe?? Sekali lagi gue peringati ma loe! Berani loe suruh body guard loe mukul kakak gue, loe berhadapan ama gue!! Gue juga bisa lakukan apapun yang gue mau!!” Zha menarik tangan Zhar meninggalkan tempat itu dan menuju parkiran. “Yuk, ka! Pulang!! Aku masih ngantuk….” Pinta Zha “Haaaa… Ha…. Haaaaaa….” Tawa Zhar, membuat Zha makin cemberut “Kenapa ketawa, lucu yah tadi?” tanya Zha dengan girang, menghilangkan cemberut dari wajahnya “Nggak, sama sekali nggak lucu. Kamu kok bisa tau kakak disini??” tanya Zhar “Ya dongg… Zha gituu loooh…” “Bangga kakak!” kata Zhar, diem-diem meraih rambut Zha, lalu menariknya. Setelah itu menginjak kaki Zha. “Aaaargh…. Sakit kak!” kata Zha “Aduh, cepetan.. kakak itung sampai 10 neh…. 1,2,10…….. Daaaah!!” goda Zhar “Kaaaa Zhaaaar.. tunggu!!!!” teriak Zha sambil berlari mendekati kakaknya itu. Mereka pun pulang… ^_^ Keesokan harinya, “Kok murung lagi? Kemaren kan udah selese masalahnya ..” tanya Zha saat melihat Zhar melamun dengan bibir seolah membentuk setengah lingkaran ke bawah “Kakak bingung Zha, hari ini kakak ada mata kuliah. Kakak jadi takut ke kampus.” Jawab Zhar “Kakak ku satu ini ternyata gak pantas di banggain yah! Yang namanya Zhar itu harus berani dong.. kakak takut babak belur? Duh kak, kakak deketian aja dosen yang paling menyeramkan. Kalo kayak gitu, kan dia gak berani mukul kakak….” Kata Zha mengusulkan “Btul juga, kakak harus berani. Demi adik kakak tercinta ini…” kata Zhar sambil mengambil roti yang di pegang Zha, yang sebelumkan akan di santap Zha. “Argh.. mulai jahilnya… “ kata Zha cemberut ^_^ Sepulang sekolah… “Zha, tumben kamu di jemput…” kata Aya “Di jemput taksi maksudnya? Itu mah biasa!!!” kata Zha “Bukaan.. itu! Kakak mu..” kata Tiya menjelaskan Zha “Mana?” kata Zha mencari-cari “Oh, iya… duluan yah…” kata Zha meninggalkan Aya dan Tiya sambil tersenyum. Zha mendekati Zhar. “Heyy, kakak ku… tumben jemput..” kata Zha “Ya dong… kakak mau nraktir kamu… kamu mau kemana??” tanya Zhar “Beeh, duit banyak nih.. Kemana aja deeh… Asal gak di jailin lagi..” kata Zha “Oke.. kakak juga mau cerita..” kata Zhar Mereka pun sampai di tempat makan tujuan. Setelah memesan, Zhar angkat bicara. “Kamu tau gak Zha?” tanya Zhar “Ya, gak lahh kak!” kata Zha “Deni pindah kuliah. Dia disuruh ikut ayah ama maminya ke luar negeri. Kakak tau itu dari dosen kakak yang paling menyeramkan. Padahal kakak mau ikutin saran kamu. Ehh, malah keberuntungan yang kakak dapat..” “Waah, mantaaaaap, makanya kakak nraktir aku??” “Ya dongg… bangga kakak dengan kamu. Kakak nggak bisa bayangin mukanya setelah kamu bentak-bentak waktu itu. Apalagi saat dia di paksa ortu nya ikut ke luar negeri..pasti lucu..” kata Zhar “Haaa….Haaa…. Ha…” mereka tertawa bersama Saat pelayan mengantarkan pesanan mereka, tawa itu terhenti sejenak. Pelayan pergi, tawa itu pun mereka lanjut. “Aku bangga dengan semua itu.. Ini hanya masalah kecil dalam hidupku, hanya kenangann….” Pikir Zha dalam benaknya, sampai-sampai ia tak menyadari, Zhar memberi sambal pada makanan Zha. Saat Zha menyantap makanan itu, “Whuuuuaaaaa….. Peeeeedddeeeeeeeessss….” ^_^ SeLesai ^_^

20 Kiat Ngadepin Ujian

1. Siapin Mental Kamu

2. Rajin Memotivasi Diri

3. Menetapkan Target

4. Kurangi Kebiasaan yang GAK produktif

5. Sediakan waktu yang cukup buat belajar

6. Rajin Membaca

7. Bikin Catatan yang cantik

8. Tentukan gaya belajar yang paling pas

9. Cari contoh-contoh soal, Kerjakan!!

10. Banyak Berlatih

11. Rajin Konsultasi

12. Ikut les

13. Belajar Kelompok

14. Mengamalkan ilmu

15. Olahraga yang cukup

16. Makan yang teratur

17. Tidur yang cukup

18. Memperbanyak amalan ibadah

19. Konsentrasi

20. Minta doa restu Ortu dan Orang-orang shaleh

#Fisika

Nahh, kalau yang ini, link-link tentang pelajaran Fisika… J MOGA BERMANFAAT!!

–          Untuk mengetahui tentang muatan listrik, kunjungi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_charge

–          Untuk mengetahui tentang atom, kunjungi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Atom

–          Untuk melihat simulasi medan listrik dalam berbagai keadaan, unduhlah:

www.vias.org/simulations/bin/efield_eng.zip

–          Untuk mengetahui tentang elektroskop lebih lanjut, kunjungilah:

http://en.wikipedia.org/wiki/Electrometer

–          Untuk mengetahui tentang petir, kunjungi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Lightning

–          Untuk mengetahui tentang generator Van De Graaff, kunjungi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Van_de_Graaf_generator

–          Untuk mengetahui tentang cara menggunakan multimeter, kunjungi:

www.doctronics.co.uk/meter.htm

–          Untuk membantumu menentukan nilai hambatan sebuah resistor karbon, kunjungilah:

www.ese.upenn.edu/rca/calcjs.htm

–          Untuk mencoba simulasi rangkaian hambatan listrik, kunjungilah:

www.phy.hk/wiki/englishhtm/Circuit.htm

–          Untuk melihat animasi medan magnet, kunjungi:

http://www.windows.ucar.edu/tour/link=/physical_science/magnetism/earth_magnet_dipole_interacktive.html

–          Untuk melihat arah-arah medan magnet, kunjungi:

http://www.walter-fendt.de/ph11e/mfwire.htm

–          Untuk menjelajahi tata surya, unduh program Celestia 1.41 di:

http://shatters.net/celestia

–          Untuk mengetahui perubahan rasi bintang, unduh program Stellarium 0.8.2 di:

http://www.stellarium.org

–          Untuk melihat pergerakan litosfer, kunjungi:

http://www.wwnorton.com/college/geo/egeo/flash/2_6.swf

 

 

#Biologi

Kamu ngerasa buntu di pelajaran Biologi?? Sama dong (Lho??). Biologi, salah satu pelajaran yang gue gak suka. Susah dah paham sama nie pelajaran.

 

Tapi, ada salah satu solusi buat kalian yang mauu ajaa… gue punya catatan link, tentang ilmu biologi. Yahh, siapa tau kalian bisa dapat manfaat dari posting ini..

 

–          Untuk melihat animasi proses kerja ginjal kalian hingga menghasilkan urin, kunjungi:

www.kidneypatientguide.org.uk/site/HKWanim.php

–          Amati perkembangan bayi selama 9 bulan dalam kandungan di:

http://library.thinkquest.org/C008261/anewlife.htm

–          Dapatkan informasi mengenai AIDS di:

http://kidshealth.org/teen/sexual_health/stsd/std_hiv.html

http://kidshealth.org/teen/infections/stsd/AIDS.html

–          Untuk mengetahui lebih dalam tentang otak kalian, kunjungi:

http://www.hcahouston.com/VBody.asp

–          Ingin tahu lebih banyak mengenai proses pembuatan tape? Kamu dapat melihat di:

http://www.biotek.lipi.go.id/biotek/index.php?option=content&task=view&id=35

–          Jika kalian ingin tahu bagaimana rekayasa genetic untuk pembentukan hormone insulin, kunjungi:

http://www.iptv.org/exploremore/ge/what/insulin.cfm

 

#1

Oleh-oleh dari jum’atan bokap gue… yah, lumayan. Siapa tau bisa nambah ilmu kalian yang baca…

 SELAMATKAN GENERASI DARI BAHAYA HIV/AIDS DAN SEKS BEBAS

Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menunjukkan, tahun 1987 jumlah penderita AIDS masih lima kasus, dan hanya dalam rentang waktu 10 tahun, bertambah menjadi 44 kasus. Tetapi sejak 2007, kasus AIDS tiba-tiba melonjak menjadi 2.947 dan periode Juni 2009, meningkat hingga delapan kali lipat menjadi 17.699 kasus. “Kasus HIV-AIDS di Indonesia ibarat gunung es. Yang terlihat itu hanya 10 % dari jumlah kasus yang sebenarnya.” Kata sekretaris KPA Nasional, Nafsiah Mboi. KPA memprediksi, jumlah kasus HIV/AIDS sebenarnya mencapai 298.000 kasus. Padahal, jumlah yang dilaporkan untuk penderita AIDS hanya 18.442 dan kasus HIV sebanyak 28.260 kasus. Sehingga, total penderita HIV/AIDS mencapai 46.702 kasus. Kematian akibat AIDS hingga Maret 2009 mencapai 3.492 orang. Diestimasikan, tahun 2014 akan terdapat 501.400 kasus HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS ini sudah terdapat di 33 Provinsi dan 300 kabupaten/kota. Penderita ditemukan terbanyak pada usia 15-29 tahun. Nafsiah menegaskan, kencangnya peningkatan kasus HIV/AIDS sebagian besar diakibatkan penularan lewat hubungan seksual, selain juga melalui suntikan, transfuse dan sebagian kecil tertular karena kehamilan. Untuk mengatasi laju penyebaran penyakit berbahaya tersebut, lembaga internasional yang tergabung dalam UNAIDS (pengusung agenda HIV/AIDS) seperti UNHCR, UNICEF, UNDP, UNFA, WFP, UNODC, ILO, UNESCO, WHO dan World Bank menberikan solusi, yaitu: 1. Substitusi metadon (metadon sebagai pengganti narkoba suntik); dengan harapan agar para pecandu tidak lagi menggunakan narkoba suntik tetapi beralih ke metadon yang dikonsumsi melalui mulut. 2. Legalisasi jarum suntik; dengan harapan agar tidak terjadi penggunaan jarum suntik secara bersama-sama 3. Anti dikriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS); dengan harapan dapat memanusiakan ODHA karena dalih HAM dan bahwa air liur, air keringat, tinja dan air seni, juga air mata ODHA tidak mengandung HIV. Sekilas Nampak jitu solusi yang ditawarkan. Benarkah? Pertama, pada hakikatnya metadon adalah turunan dari narkoba (morfin, heroin, dkk) yang mempunyai efek adiktif (nyandu) dan menyebabkan “loss control” (tidak mampu mengendalikan diri). Dengan substitusi metadon, maka sama dengan melegalkan pemakaian metadon (turunan narkoba) melalui jaringan kesehatan bahkan sampai tingkat puskesmas. Dampak nyata dari program ini adalah “loss control” yang dapat menyebabkan perilaku maksiat, termasuk seks bebas. Padahal seks bebas merupakan transmisi (media penularan) utama virus HIV/AIDS. Substitusi metadon juga melestarikan penggunaan narkoba karena efeknya sama dengan narkoba yakni adiktif (nyandu) serta memperbanyak jumlah pengguna narkoba karena harnya nya murah (5000-7000 rupiah), mudah didapat dan LEGAL. Kedua, Legalisasi jarum suntik justru semakin menyuburkan penggunaan narkoba suntik itu sendiri. Dan karena pengguna narkoba umumnya berkelompok dan kompak, maka jarum suntik akan tetap digunakan secara bersama-sama. Dampak nyata dari program ini adalah terjadi peningkatan besar-besaran pengguna narkoba suntik karena dilegalisasi dan tidak dianggap criminal. Sehingga, penularan HIV akan semakin cepat. Keempat, secara medis sesungguhnya seluruh cairan tubuh ODHA mengandung virus HIV dan beresiko menularkan kepada orang lain. Ketika tak ada upaya pengisolasian sembari pendertita diberi pengobatan, maka akan mempercepat penularan terhadap masyarakat sehat. Tawaran Solusi Islam Sebagai aturan hidup yang sempurna dari Yang Maha Sempurna, Islam memberikan solusi tuntas atas masalah penyebaran HIV/AIDS. Tidak sekedar mengobati, namun lebih pada usaha pencegahan. Bahwa media utama penularan HIV/AIDS adalah seks bebas. Maka, harus dicegah dengan: 1. Melarang pergaulan bebas dengan aturan tegas 2. Memberantas tempat-tempat maksiat (club dan tempat pelacuran) 3. Memberantas produsen, distributor makanan, minuman dan obat-obat terlarang (haram) 4. Memberikan sanksi bagi pelaku maksiat (pelaku seks bebas, pengguna narkoba) dan pihak-pihak yang mendukung (produsen, penyalur dkk) 5. Menerapkan Islam secara kaffah di bidang social-budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, politik, dll Adapun bagi mereka yang telah terkena HIV/AIDS, maka tugas negara untuk memberlakukan sanksi tegas atas mereka. Orang yang tertular karena berzina ataupun memakai narkoba dihukum dengan hukuman yang memberikan efek jera. Karena sesungguhnya perilaku maksiat dan criminal lah yang membuat mereka terjangkit. Sedangkan bagi yang terkena tanpa sengaja dan bukan karena perilaku maksiat, maka negara harus mengkarantina mereka sembari tetap memperhatikan kebutuhan dan upaya penyembuhan. Tujuan karantina adalah agar penyakit tersebut tidak menyebar luas. Di sisi lain, jika selama ini HIV/AIDS belum ditemukan obatnya, maka negara hendaknya menggerakkan serta memfasilitasi para ilmuwan dan ahli kesehatan agar dapat segera menemukan obat penawarnya. Bahwa sesungguhnya HIV/AIDS merupakan bagian dari masalah sosial kemasyarakatan yang terkait dengan bidang-bidang lain, tidak hanya masalah kesehatan semata. Kebobrokan yang terjadi adalah dampak system kapitalis-sekuler yang diterapkan dalam kehidupan kita dank arena adanya konspirasi global. Oleh karena itu, sudah saatnya kita tinggalkan pola hidup yang menjauhkan aturan agama (Islam) dari kehidupan dan beralih pada aturan yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Mengetahui hakikat kehidupan. Hanya dengan kembali pada Islam semua akan terbebas dari bahaya HIV/AIDS dan seks bebas. INSYA ALLAH!! (Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)